Underplanting Mengundang Hama Dan Penyakit
Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) meminta petani maupun perusahaan untuk mewaspadai serangan oryctes (kumbang tanduk) dan ganoderma di perkebunan sawit. Ancaman oryctes muncul akibat teknik underplanting untuk kegiatan peremajaan tanaman sawit.
Teknik underplanting adalah praktek penanaman kembali (replanting) di mana tanaman muda ditanam di bawah tegakan sawit lama yang masih hidup. Tujuannya adalah untuk menghemat biaya replanting dan memberikan pendapatan kepada petani paling tidak satu tahun pertama setelah tanam dari panen yang masih bisa dinikmati dari tanaman tua. Setelah berumur satu tahun, tanaman tua kemudian dimatikan yang bertujuan supaya tanaman muda dapat tumbuh dengan baik.
Namun dalam jangka menengah dan panjang, praktek underplanting justru mengancam perkebunan sawit petani. Ancaman tersebut ditemukan oleh tim MAKSI di Bengkulu, yang berasal dari Universitas Bengkulu.
Supanjani Ph.D, Ahli agronomi, menyampaikan bahwa tegakan batang tanaman lama ternyata menjadi sarang Oryctes. Betapa tidak, dari sampel sepanjang 50 cm batang ditemukan larva Oryctes sebanyak 293 ekor. Karena berbagai instar larva ditemukan, dapat dipastikan monumen Oryctes yang menjadi sumber hama kumbang tanduk yang berkelanjutan.
Ditambahkan Supanjani karena serangga dewasa dapat terbang jauh, keberadaan monumen-monumen Oryctes dapat menjadi ancaman serius bagi kebun sawit tetangga. Oryctes mengakibatkan banyak pelepah sawit berlubang-lubang, bahkan dapat merusak titik tumbuh tanaman.
Menurut Darmono, ancaman lain datang dari Ganoderma sp., patogen penyakit busuk pangkal batang dan busuk batang. Di banyak kesempatan, ahli Ganoderma ini melarang keras sistem underplanting, terutama di daerah-daerah endemik Ganoderma.
“Mengingat besarnya ancaman hama Oryctes dan Ganoderma, MAKSI menghimbau agar model underplanting tidak diterapkan dalam pelaksanaan replanting, baik kebun plasma maupun kebun mandiri,” .
0 Response to "Underplanting Mengundang Hama Dan Penyakit"
Posting Komentar